BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 23 November 2009

Barongsai, Kesenian Tradisi yang Mendunia

Barongsai adalah kesenian tradisional etnis Tionghoa yang telah menjadi kesenian nasional dan bahkan internasional. Indonesia termasuk negara yang diperhitungkan pada setiap perlombaan barongsai tingkat internasional, karena atraksi barongsainya selalu mengundang decak kagum para penonton.

Kesenian barongsai di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak lama, tapi baru berkembang pesat pada sembilan tahun terakhir setelah era reformasi. Orang, kini, bisa menyaksikan atraksi barongsai pada setiap kesempatan secara terbuka.

Sebelumnya pada era orde baru, atraksi barongsai hanya bisa dijumpai pada hari raya umat Tionghoa, yakni tahun baru Imlek dan panen raya umat Tionghoa, Cap Go Meh, pada hari ke-15 setelah tahun baru Imlek.

Pesatnya perkembangan barongsai di Indonesia tidak hanya menjadikan kesenian asal negara tirai bambu ini sebagai hiburan, tapi telah didirikan induk organisasi resmi tingkat nasional, yakni Persatuan Seni dan Olahraga Barongsai Indonesia (Persobarin), pada 2006.

Pengurus Pusat Persobarin periode 2006-2010 adalah Dahlan Iskan (ketua umum), Kuncoro Wibowo (ketua harian), dan Budi Santoso Tanuwibowo (sekjen).

Sedangkan, pengurus daerah Persobarin telah tersebar di sejumlah provinsi antara lain, di Rihau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Setalan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Papua.

Bahkan, Persobarin telah didaftarkan sebagai salah satu induk organisasi olahraga di KONI Pusat.

Pesatnya perkembangan kesenian tradisional yang memerlukan keterampilan khusus ini, maka makin bisa dijumpai atraksi barongsai, baik di pusat perbelanjaan, di gedung, atau di lapangan, pada kegiatan tertentu.

Salah satu atraksi barongsai ditampilkan oleh grup barong Kong Ha Hong Jakarta, di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta istri dan para undangan VIP lainnya pada peringatan hari kelahiran (harlah) Khonghucu ke-2559 di Stadion Persikabo Cibinong, Kabupaten Bogor, Minggu (12/10).

Saat itu, tidak hanya sekitar 10.000 umat Khonghocu yang hadir dibuat kagum oleh atraksi barongsai, tapi Presiden Yudhoyono, Ibu Ani Yudhoyono dan tamu VIP lainnya, beberapa kali tampak menatap secara serius dan bertepuk tangan.

Barongsai yang dimainkan dua pemuda anggota grup barong Kong Ha Hong, tampil lincah di atas tonggak-tonggak kayu berdiameter hanya sekitar 20 sentimeter dan tinggi bervariasi dari 125 sentimeter hingga 200 sentimeter.

Pimpinan grup barong Kong Ha Hong, Huang Pak yang menuntun atraksi barong melalui narasi, membantu para penonton memahami makna dari setiap gerakan yang ditampilkan pasangan pemain serta tingkat kesulitan yang dilakukannya.

Menurutnya, keunggulan sebuah barongsai jika bisa memainkan atraksi dengan tingkat kesulitan tinggi, keserasian gerak barong dari kerja sama antara pemain di kepala dan ekor, serta keserasian antara gerak barong dan musik pengiring.

Atraksi barong di hadapan Presiden, memenuhi semua kriteria tersebut. Apalagi, saat barong melakukan lompatan-lompatan lincah di atas 16 tonggak ramping dan tinggi, membuat para penontonnya tampak tegang, tapi kadang-kadang tertawa jenaka.

Pasangan pemain barong yang pandangannya terbatas tersebut, mampu melakukan lompatan indah berjarak lebih dari satu meter di atas tonggak ramping pada ketinggian sekitar dua meter.

Bahkan, pasangan pemain barong tersebut juga mampu menjaga keseimbangan saat salah satu pemainnya menapak di sisi tonggak, untuk mengambil daun yang diletakkan di sana dan menaruhnya di mulut barongsai.

Risikonya, jika pijakannya meleset sedikit saja, maka pasangan pemain barong tersebut akan jatuh yang bisa membuatnya cidera. “Atraksi barongsai di hadapan Bapak Presiden, adalah atraksi kelas internasional. Pasangan pemain barong ini, pada lomba barong tingkat internasional di Malaysia tahun lalu, meraih posisi kelima dunia,” kata pimpinan Yayasan Sosial Kong Ha Hong Jakarta ini.

Perbedaan atraksi barongsai kelas internasional dan tradisional, kata dia, adalah atraksi yang dimainkannya. Atraksi barongsai kelas internasional di atas tonggak-tonggak ramping yang memiliki kesulitan tinggi. Sedangkan, atraksi barongsai tradisional di lantai datar yang tingkat kesulitannya rendah.

Seorang pembuat barongsai, Lily Hambali mengatakan, barongsai yang populer di Indonesia berasal dari dua wilayah di daratan Cina, yakni wilayah utara dan selatan.

Dari dua wilayah tersebut, barongsai dari wilayah selatan lebih populer dan paling banyak ditampilkan baik di Indonesia maupun dunia.

Ada dua jenis barongsai dari wilayah selatan, yakni barongsai “Pusan” yang mulutnya menyerupai mulut bebek serta barongsai “Teksan” yang mulutnya menyerupai mulut kucing.

Sedangkan, barongsai dari wilayah utara, hanya satu jenis yakni “Tekingsan”, yang di seluruh tubuhnya dipenuhi bulu. Pimpinan Grup Kesenian Barongsai Bogor (GKBB) ini bisa membuat tiga jenis barongsai tersebut dan juga bisa memainkannya.

Menurut dia, grup barogsai dimainkan oleh sepasang pemain dan delapan orang pemain musik. Dalam satu grup barongsai, bisa menampilkan beberapa barongsai sekaligus, yang atraksinya saling mendukung. (T.K-Riza Harahap)

0 komentar: